Ulasan Pasar 15 Februari 2016
Dalam laporan ekonomi semi tahunan The Fed kepada kongres AS, Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan bahwa terlalu prematur untuk menyimpulkan bahwa perekonomian AS memasuki masa resesi sehingga tidak diperlukan penerapan kebijakan penurunan suku bunga. Yellen memastikan bahwa The Fed tetap dalam tren untuk menaikkan suku bunga namun tidak dilakukan dalam waktu dekat mengingat adanya turbulensi ekonomi yang dapat mempengaruhi prospek ekonomi dan pasar tenaga kerja.
Data inflasi bulan Januari 2016 yang akan dirilis pada tanggal 19 Februari diestimasi akan tumbuh sebesar 1.3% secara tahunan vs 0.7% di bulan Desember.
Data GDP German di kuartal IV sebesar 0.3%QoQ, sesuai dengan ekspektasi konsensus.
Cadangan devisa Tiongkok di Januari mengalami penurunan sekitar US$99.5 Miliar menjadi sekitar US$3.2 Triliun terendah sejak Mei 2012 hal ini akibat intervensi dari bank sentral Tiongkok untuk menekan Yuan agar tidak mengalami depresiasi lebih lanjut. Beberapa analis memprediksi bahwa pelemahan Yuan akan lebih drastis di tahun 2016 sehingga pasar mempertanyakan apakah Tiongkok mampu untuk terus mengucurkan cadangan lebih lanjut.
Dari Indonesia Current Account Deficit di tahun 2015 tercatat sebesar US$ 17.8 Miliar (2.06% dari GDP) lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$27.5 Miliar (3.09% dari GDP), penurunan defisit ini disebabkan penurunan impor (dampak dari pelemahan ekonomi di 2015) lebih besar dibandingkan penurunan ekspor.
Beberapa data yang akan dirilis pada pekan mendatang adalah:
• Penetapan tingkat suku bunga oleh Bank sentral Indonesia (BI) (17/2) yang diprediksi akan kembali mengalami penurunan sehingga suku bunga akan mencapai level 7%.
• Neraca pedagangan di bulan Januari (15/2) yang diprediksi defisit US$241 Juta setelah bulan Desember tercatat defisit sebesar US$ 236 Juta.
Market View:
Walaupun volatilitas di pasar uang dan modal global yang tinggi, terutama masih menyangkut pertumbuhan ekonomi global, kebijakan suku bunga, kekhawatiran akan kredit bank-bank di Eropa dan kembali menguatnya mata uang Yen, hal ini tidak begitu mempengaruhi pasar uang dan modal Indonesia yang tetap menjadi primadona di mata investor asing. Hal ini terlihat bursa saham yang hanya turun tipis, harga obligasi dan mata uang Rupiah yang menguat.
Jika dilihat dari pasar saham, penurunan IHSG hanya sebesar 1.76%WoW di mana sektor aneka industri dan properti mengalami penguatan sebesar 2.17% dan 0.79% mengantisipasi penurunan suku bunga BI pada pekan ini. Sejauh ini, IHSG masih tercatat sebagai indeks yang mengalami penguatan tertinggi di Asia dari awal tahun. Arus dana asing masih tercatat positif sebesar US$81.8 Juta, yang merupakan minggu ketiga tercatatnya arus masuk dana asing ke pasar saham.
Untuk pasar obligasi, yield SUN 10 tahun tercatat di level 7.91%. Masuknya aliran dana asing di pasar obligasi, apresiasi nilai mata uang Rupiah (+0.98%WoW ke level 13.490), dan ekspektasi akan penurunan suku bunga BI menjadi katalis positif pasar. Tren positif masih berlanjut pada akhir minggu menyusul dirilisnya data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV yang surplus US$5.1 Miliar setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit sebesar US$4.6 Miliar.
Untuk INDON 10 tahun (INDON 26), yield bergerak naik ke level 4.61% sedangkan yield US treasury 10 tahun turun ke level 1.69% per akhir minggu kemarin. Adapun premi risiko Indonesia yang tercermin dalam Credit Default Swap spread 5 tahun turut naik dari 241 bps per 5 Februari 2016 menjadi 259 bps per 12 Februari 2016.
Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 11 Februari 2016 tercatat sebesar Rp589.39 Triliun atau sebesar 39.3% dari total outstanding-nya, naik dibandingkan posisi per tanggal 29 Januari 2016 yaitu sebesar Rp586.38 Triliun (39.48% dari total outstanding-nya).
Kami melihat katalis-katalis domestik ke depan yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar uang dan modal seperti kebijakan suku bunga BI dan laporan kuartal IV emiten. Tentunya, penurunan kembali suku bunga dan laporan keuangan emiten yang di atas ekspektasi diharapkan akan memberikan support yang besar untuk pasar domestik.
“Anyone who is not investing now, is missing a tremendous opportunity” ~ Carlos Slim.
Selamat berinvestasi!
Perhatian: